Ia
berkata “ di antara bentuk penganiayaan yang ditetapkan pemerintahan pada saat
itu adalah melarang penghuni penjara makan dan minum. Larangan untuk makan sangatlah
menyakitkan, walaupun masih memungkinkan untuk bertahan, akan tetapi haus
adalah siksaan yang tidak mungkin bisa ditanggung, khususnya di bulan bulan musin panas dengan
derajat panas yang tinggi sekali selain itu saya mempunyai penyakit gula, yang
mengaruskan saya banyak minum. Di hari pertama pelarangan ini, saya masuk kamar
kecil, di sana saya mendapatkan tempat air yang berisi air untuk istinja’,
kemudian saya minum air tersebut sampai habis, dan sebagai ganti untuk istinja,
saya gunakan tisu toilet. Dengan semakin bertambahnya rasa hausku, saya
terpaksa minum air kencing. Sampai di hari ketiga, saya tidak mendapatkan air
kencing untuk saya minum.
Saya
sangat haus, saya merasakan siksaan yang sangat pedih kemudian, saya
berjalan-jalan di dalam sel saya, sehingga
Nampak seperti orang gila. Lidah dan tenggorokannya kering. Terkadang saya
menunduk ke lantai dengan harapan semoga sipir pernjara terlupa dan menyisakan
setetes air ketika mereka mengepel lantai!!!
Setelah
itu saya merasakan bahwa saya hampir binasa, dalam kondisi seperti itu saya
tidak tahu apa yang akan saya lakukan, saya kuras pikiranku, sampai saya
terhuyung huyung, ketika itu aku melihat bahwa pintu sel dibuka dengan perlahan
lahan, dan di dalam kegelapan saya perhatikan ada tangan seorang mengulurkan
segelar air dingin. Saya tergoncang, terbayang seolah olah aku telah gila? Aku mulai
melihat bayangan orang itu, ah..tidak mungkin ini air…ini hanyalah fatamorgana.
Kemudian, saya ulurkan tangan dan saya benar benar menyentuh gelas tersebut,
ternyata sedingin es. Saya melihat pembawa gelas tadi meletakkan jarinya di
atas bibirnya, seolah ia berkata kepada saya, janganlah kamu bicara.
Saya
minum air tersebut, akan tetapi ia sangat berbeda dengan air yang pernah saya
minum selama ini, ia adalah air yang paling nikmat yang pernah saya minum di
dalam kehidupan saya sebelumnya. Kalau seandainya apabila waktu itu aku memegang
uang satu juta pound, niscaya aku berikan kepada sipir yang tidak kukenal ini.
Minum
air segelas tersebut membuat ruh saya seakan kembali ke tubuh dan tidak perlu
lagi makan karena kenyang. Bahkan, lebih dari itu, aku merasa tidak perlu dikeluarkan
dari pernjara. Saya merasakan kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan selama
hidup saya. Semua itu disebabkan segelas air yang dingin.
Setelah
itu, sipir pergi dengan cepat seperti kedatanganya tadi dan menutup pintu sel
dengan perlahan. Saya melihat bayangan sipir, ia adalah pemuda yang berkulit
coklat dan berbadan pendek. Akan tetapi, saya merasakan ia seperti malaikat. Saya
meilhat langsung pertolongan Allah di sel penjara.
Hari
yang penuh siksaan terus berjalan tanpa
pernah lagi meilihat sipir yang tidak saya kenali itu.kemudian saya dipindahkan
ke ruangan penyiksaan di lantai dasar penjara. Setiap hari saya melihat sipir
yang tidak saya kenali itu berdiri di hadapan saya. Ketika itu saya hanya
berdua. Saya bertanya dengan perlahan lahan kepadanya. Kenapa engkau lakukan
perbuatan itu? Kalau mereka mengetahuinya tentu memecatmu.
Dengan
menyunggingkan senyum, ia memjawab, hanya memecat saya? Bahkan, mereka akan
membunuh saya dengan menembakkan senjata!
Saya
bertanya, apa yang membuatmu melakukan hal yang berbahaya itu?
Ia
menjawab, sesungguhnya saya mengenal anda, namun anda tidak mengenal saya. Kira-kira
9 Tahun yang lalu, seorang petani dari giza mengirim surat kepada anda, yang
isinya menceritakan bahwa ia adalah seorang petani yang tinggal di sebuah
perkampungan, dalam hidupnya ia sangat menginginkan membeli seekor sapi. Akan tetapi,
setelah 6 bulan sapI yang berhasil dibelinya tersebut, mati. Beberapa bulan
setelah itu, yakni pada malam-malam Lailatul Qadar di bulan ramadhan, tiba-tiba
pintu rumah yang sempit kepunyaan petani
itu diketuk, dan datanglah utusan dari harian koran anda, Akhbarul Yaum, sambil
memegang tali yang mengikat seekor sapi di belakangnya. Ketika itu koran harian
Akbarul Yaum selalu mewujudkan beratus-ratus impian para pembacanya di malam Lailatul
Qadar di setiap Tahunnya.
Sipir
itu terdiam sebentar, kemudian ia berkata, petani yang telah anda kirimi seekor
sapi kepadanya 9 Tahun yang lalu adalah Ayahku.
Bukankan
telah aku katankan kepada kalian tadi bahwa pertolongan allah menyertaiku saat
aku di dalam sel penjara?
Demikianlah
perbuatan baik yang telah dilakukan seorang penulis sejak 9 Tahun yang lalu
terhadap seorang petani telah membuahkan hasil dan bisa menyelamatkan hidup
sang penulis (dengan izin Allah). Segelas air di saat ujian yang berat sekali
lebih berharga dan lebih nikmat dari segelas air yang ada didunia.
Oleh
karena itu, jadikanlah dalam beramal ikhlas semata mata karena Allah. Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba nya
tersebut menolong saudaranya. Menginfakkan
harta di jalan kebaikan, pasti akan mendapatkan balasan walupun setelah lama
berlalau masanya. Terkadang balasan perbuatan baik itu akan berlipat ganda. Allah
berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah :272, yang artinya :
“dan
apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan ( di jalan Allah), maka pahalanya
itu untuk kamu sendiri. Dan jangalah kamu
berinfak melainkan karena mencari rida Allah. Apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup, sedang kamu sedikit pun tidak akan di
aniaya(dirugukan).
SUMBER : CERITA MOTIVASI ISLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar